Rabu, 28 November 2007

GUNDALA PUTERA PETIR :: Asal Usul Gundala (remaster)


Judul : Asal Usul Gundala
Artist : Hasmi
Cerita : Hasmi
Penerbit : Bumi Langit
Ukuran : 14cm X 19cm
Tahun : 2005
Cetakan I : 1969
Tebal : 68Halaman



Waktu itu di Indonesia, 1969, genre superhero untuk cerita komik lokal belum ada. Dunia komik kala itu dibanjiri dengan cerita-cerita pewayangan (Epos Mahabharata dan Ramayana) beserta cerita-cerita lepas pendukungnya. Selain itu yang berkembang banyak adalah komik-komik cerita silat ala Kho Ping Ho.

Tiba-tiba saja dunia perkomikan Indonesia digetarkan dengan mulculnya tokoh superhero yang menamakan dirinya GUNDALA PUTERA PETIR. Dari sinilah kemudian wabah ini terbuka dan mulai tersebar. Belakangan saling susul-menyusul komikus-komikus lokal pada masa itu berlomba melahirkan tokoh-tokoh superhero. Godam, Sembrani, Laba-laba Merah dan masih banyak lainnya lagi. Meskipun GUNDALA bukan tokoh superhero pertama di Indonesia, tapi dialah yang dapat menciptakan genre ini menjadi berkembang. Sebelum GUNDALA lahir, di Indonesia sudah terlebih dahulu di datangi oleh superhero yang bernama Maza si Penakluk lahir dati tangan yang sama yaitu HASMI. Rupanya komik ini tidak begitu terkenal kala itu. GUNDALA-lah yang berhasil menanamkan semangat pembuatan tokoh superhero lokal, untuk menangkal serbuan superhero dari luar, seperti Superman, Batman dan lainnya. Bahkan GUNDALA sempat dibuat film layar lebarnya.

Kisah GUNDALA PUTERA PETIR episode pertama ini, diawali dengan panel yang menggambarkan sepasang kekasih yang sedang berbincang di cafe. Dua sejoli itu membicarakan perihal rencana untuk acara perayaan ulang tahun bagi siperempuan yang bernama NARTI. SANCAKA, pemuda itu, agak berselisih paham dengan kekasihnya lantaran terlalu sering tidak menepati janji pada kekasihnya yang dikarenakan kesibukan sebagai seorang ilmuwan muda. Prolog yang baik, pengenalan tokoh secar singkat, padat, tanpa harus bertele-tele. Karena kondisi itulah yang pada akhirnya membawa si pemuda, SANCAKA, menuju pada takdirnya.

Cerita kemudian mengalir pada kesibukan SANCAKA di laboratorium-nya, dalam rangka penelitiannya untuk menemukan SERUM ANODA PETIR, yang tujuannya untuk perlindungan bagi manusia terhadap sambaran petir. Dalam proses inilah diuraikan unsur-unsur senyawa yang kadang aneh di telinga. Mungkin banyak dari senyawa tersebut merupakan senyawa rekaan dari si penulis, HASMI. MICROTIR, salah satu senyawa yang terdengar asing dan rasanya memang tidak ada senyawa yang bernama seperti itu. Disinilah terlihat keberanian seorang HASMI untuk membuat satu atau beberapa istilah (entah itu logis atau tidak) dalam rangka untuk membangun cerita yang utuh. Keberanian berimajinasi yang patut di acungi jempol.

Kadang keberhasilan harus diterima dengan pengorbanan yang tak terbayangkan. Hidup adalah pilihan, begitu kira-kira. Keberhasilan tidak selamanya menyenangkan. SANCAKA mengalaminya. Akibat kesibukannya (ambisi) untuk menemukan hasil yang tertinggi, kekasihnya, NARTI. Gadis yang mendambakan kehadiran kasih dan perhatian dari kekasihnya, terpaksa harus kecewa akibat dari kesibukan sang kekasih dalam mencapai mimpi tertingginya, sampai-sampai melupakan ada yang menunggu curahan perhatiannya, hati seorang perempuan yang butuh cinta dalam laksana, bukan sekedar kata-kata belaka.

Perpisahan merupakan satu keputusan. Demi menjaga sebuah hati agar tak terluka kembali. Kekecewaaan adalah akibatnya. SANCAKA dalam rasa keputusasaan yang klimak. Keberhasilan yang diraih harus berakibat pada tersiksanya jiwa. Kembali kisah ini menyajikan kontradiksi yang jelas. Dalam keterpurukan, kegagalan, kekecewaan hati SANCAKA kehilangan akan cintanya pada NARTI, berbuah yang tak terhingga nilainya. Dalam kehancuran jiwanya, petir yang coba ditaklukkan kini menaklukkan dirinya. Petir yang dulu menjadi momok manusia kini bersatu dengan dirinya. Dalam keputus asaan SANCAKA menerima berkah tak tertandingi, menjadi putra angkat sang Dewa Petir. Maka lahirlah GUNDALA PUTERA PETIR. SANCAKA yang baru. GUNDALA.

Kisah kemudian bergulir pada proses terciptanya GUNDALA dan pengabdiannya pada dang KAISAR CRONOS, penguasa kerajaan Petir. Disinilah SANCAKA secara perlahan memahami hidupnya yang baru, takdirnya kini, sebagai GUNDALA PUTERA PETIR. Cerita terus bergulir bagaimana SANCAKA memahami dirinya sebagai sosk GUNDALA, sekaligus mengabdikan dirinya pada KAISAR CRONOS yang sedang ada masalah dengan kerajaan MEGA.

Asal Usul Gundala ini berakhir pada pengejaran GUNDALA terhadap penculikan KAISAR CRONOS yang dibaw entah kemana oleh kapal yang asing. Seperti itulah sosok GUNDALA diperkenalkan pada pembacanya oleh HASMI sang kreator. Mulai saat itu, 1969, Indonesia mulai mengenal dan memiliki sosok superhero dalam negeri. GUNDALA. Kini tokoh tersebut diperkenalkan kembali lewat proses temaster dan pencetakan ulang dengan format yang lebih bagus. Selalu dilakukan pergatian cover pada tiap episodenya.

Maju terus GUNDALA, jangan pernah berhenti untuk menyakinkan pada pembacamu bahwa kitapun punya tokoh superhero yang perlu dibanggakan.

4 komentar:

nichi mengatakan...

Gundala OKE bangeud,,,,

Deni Pulsar Cobra mengatakan...

Tokoh Gundala Putra Petir bila diangkat ke layar lebar lagi dengan penggarapan yang lebih baik bisa seperti "Raid".. Pasti Gundala bisa melebihi Spiderman maupun superhero luar negeri.. Menjadi kecintaan anak2 Indonesia..
Ayo Gundala, kamu bisa !

Ghauhar El Naqfi mengatakan...

Gundala itu udah dibuat film ya ?

Anonim mengatakan...

Film Layar Lebar Gundala Putra Petir 2016 tengah dalam persiapan produksi, yang rencananya akan di sutradarai oleh Hanung Bramantyo